Wednesday, July 26, 2017

Arung ombak Mentawai: Burung Laut Pulau Siberut




ditulis oleh : 
Imam Taufiqurrahman,
email : orny_man@yahoo.com

Melaju di atas Mentawai fast

Sekira dua jam lepas pelabuhan Padang, seekor burung laut yang tengah asyik mengapung tiba-tiba terbang menghindar dari kapal cepat yang saya tumpangi. Ukurannya tak seberapa besar dan tampak hanya hitam. Sejenis petrel-badai kah, atau penggunting laut?
Ah, sayang terlewatkan. Mengetahui itu, Kang Wawan lantas mengajak ke buritan. Saya tak menolak.

Cuaca terasa bersahabat. Langit cerah biru berawan tipis, matahari pun masih hangat. Air laut tampak begitu tenang tak beriak. Di dek belakang ini, beberapa penumpang mancanegara asyik berbincang. Lainnya sekadar duduk melamun menatap laut atau tertidur. Sebagian besar mereka ini datang untuk mencandai ombak Mentawai.
Iku ki papan surfing kabeh, Mam,” (Itu papan surfing semua, Mam) jelas Kang Wawan saat melihat saya bersandar pada setumpukan barang yang rapat tertutup terpal. Tak mengherankan memang. Seperti Nias, sisi barat Kepulauan Mentawai menghadap Samudera Hindia. Di musim yang tepat seperti saat ini, terbentuk gulungan-gulungan ombak yang menarik minat para penunggang ombak.
Buntut-sate putih ras lepturus
Tiba-tiba seekor burung putih melintas dari arah depan kapal. Ekornya berpita panjang menjuntai. Tak salah lagi, buntut-sate putih Phaethon lepturus. Senang sekali melihatnya. Biasanya hanya bisa menjumpainya dari tepian tebing di Gunung Kidul. Baru ini saya menjumpainya di laut lepas. Kang Wawan menunjuk seekor lagi yang tengah mengapung-apung di lautan. Laju Mentawai Fast mengagetkan si burung yang lantas terbang menjauh.
Buntut-sate putih ras fulvus
Berbeda dari buntut-sate putih sebelumnya yang berwarna kekuningan, burung kedua itu terlihat putih bersih. Tak salah lagi, mereka dua anak jenis berbeda; yang berwarna kekuningan adalah fulvus, dikenal juga sebagai Golden Tropicbird, sementara yang putih bersih dari anak-jenis lepturus. Beberapa ekor dara-laut batu Onychoprion anaethetus dan seekor yang kembali tak teridentifikasi menemani perjalanan. Pukul 11 kapal sandar di pelabuhan pertama, Pelabuhan Laut Pokai, Muara Sikabaluan. Dua jam lagi hingga Pelabuhan Mailepet di Muara Siberut yang jadi tujuan.

    





No comments:

Post a Comment